UMUM

Warga Kampung BORMA Gelar Tradisi Petik Laut Mandangin Tanpa Sokongan Dana Desa

Sampang – Tradisi petik laut kembali digelar secara meriah oleh warga Kampung BORMA di Dusun Keramat, Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, tanpa campur tangan anggaran dari pemerintah desa maupun kabupaten.

Sejak Jumat (12/9), masyarakat setempat menghidupkan kembali ritual adat yang sempat vakum sejak 2022. Rangkaian kegiatan dimulai dari arak-arakan “jitek” yang berisi kepala sapi dan aneka sesaji lainnya, dimulai dari Lapangan Putra Mandangin menuju Makam Bhujhuk Bangsa Carah untuk doa bersama dan tahlil. Sebelum dilarung ke laut barat daya, jitek juga diarak keliling kampung sebagai simbol penghormatan dan permohonan berkah kepada Sang Pencipta.

BACA JUGA :  Menanam Kesadaran Sejak Dini: Babinsa Pangarengan Sosialisasikan Kesehatan Jiwa dan Bahaya NAPZA di SLTP 2

Puncaknya, ribuan warga memadati pesisir pantai mulai dari Dusun Keramat hingga Dermaga Mandangin demi menyaksikan momen sakral pelarungan sesaji ke laut.

Ketua panitia, H. Jauhari, mengungkapkan bahwa seluruh kebutuhan acara sepenuhnya ditanggung oleh swadaya masyarakat. “Tidak ada bantuan dari desa ataupun kabupaten. Ini murni dari semangat gotong royong warga Kampung BORMA,” tegasnya.

BACA JUGA :  Babinsa Koramil Camplong Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Desa Tambaan

Ia menambahkan, setelah pelarungan jitek, masyarakat menggelar istighosah dan akan menutup rangkaian dengan pengajian umum di lapangan. “Semua ini wujud rasa syukur kami agar hasil laut tahun ini melimpah dan nelayan diberi keselamatan,” ujarnya.

Calon Kepala Desa Pulau Mandangin, Doni, turut menyampaikan apresiasinya. Ia menilai pelaksanaan petik laut tahun ini merupakan bukti nyata semangat warga menjaga budaya. “Kami sangat bangga kepada warga Dusun Keramat, terutama Kampung BORMA. Ini bukan sekadar tradisi, tapi juga bentuk kekompakan dan kesadaran masyarakat terhadap warisan leluhur,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Akhiri Pengabdian Tanpa Batas: TMMD ke-124 Kodim Sampang Resmi Ditutup, Teguhkan Pemerataan dan Ketahanan Nasional

Menurutnya, petik laut tak hanya menjadi simbol spiritual, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat solidaritas masyarakat nelayan di tengah musim paceklik. “Semoga ke depan ini menjadi agenda rutin tahunan. Kita jaga laut, kita jaga adat,” pungkasnya.

(A/digitalpena.com)

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button