Warga Banyumas Siap Bersaksi: Merasa Ditipu, Diundang Maulid Tapi Diminta Setujui Pemindahan Balai Desa
SAMPANG, Digitalpena.com || Warga Desa Banyumas, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, dengan tegas menyatakan siap bersaksi bahwa mereka hadir di rumah (MW) pada Rabu, 25 September 2024, karena diundang untuk menghadiri acara Maulid Nabi. Namun, sesampainya di lokasi, warga terkejut karena acara tersebut ternyata digunakan untuk meminta persetujuan pemindahan balai desa ke rumah pribadi (MW).
Warga mengaku merasa tertipu oleh undangan tersebut. Mereka tidak diberi tahu sejak awal bahwa tujuan utama pertemuan itu adalah untuk membahas atau menyetujui pemindahan balai desa yang sudah ada. “Kalau dari awal kami tahu undangan itu hanya untuk meminta persetujuan pemindahan balai desa, kami pasti menolak hadir,” tegas salah seorang warga yang ikut dalam pertemuan itu.
Para warga menjelaskan bahwa keberadaan balai desa yang sekarang sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat. Balai desa saat ini beroperasi dari pagi hingga malam, sehingga memudahkan warga, terutama yang bekerja sebagai petani, untuk mengurus administrasi di waktu malam. “Balai desa Banyumas buka sampai jam 21.00 WIB, jadi kami yang sibuk bertani di siang hari masih bisa mendapatkan pelayanan di malam hari,” tambah salah seorang warga.
Selain itu, warga juga merasa bahwa pemindahan balai desa ke rumah pribadi tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat luas.
“Balai desa yang di peroleh dari hibah masyarakat adalah milik bersama, bukan untuk dipindahkan ke rumah pribadi. Seandainya kami tahu bahwa tujuan utama acara itu adalah meminta persetujuan pemindahan balai desa, kami tidak akan pernah hadir,” kata warga lain dengan nada tegas.
Kejadian ini, menimbulkan rasa kekecewaan mendalam di kalangan warga. Mereka merasa diundang dengan alasan yang menyesatkan dan menganggap ini sebagai tindakan tidak jujur yang merugikan masyarakat. Warga kini menuntut klarifikasi dan menegaskan bahwa mereka tidak akan setuju dengan rencana pemindahan balai desa tersebut. “Kami datang untuk Maulid, bukan untuk tanda tangan persetujuan pemindahan balai desa!” kata mereka dengan suara bulat.
Warga berharap agar segala keputusan terkait fasilitas publik, seperti balai desa, dibuat secara terbuka dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, tanpa ada unsur manipulasi atau tipu daya. (AZ)